welcome to SMP 3 Sragi

Selamat datang di blog SMP 3 Sragi

Blog ini kami tujukan bagi anda yang ingin mengakses informasi yang berkaitan dengan SMP 3 Sragi, meliputi informasi akademis, non akademis maupun informasi lainnya

Gunakan kesempatan ini untuk dapat berpartisipasi dalam membangun SMP 3 Sragi menuju ke sekolah yang lebih maju dan lebih berprestasi

Selamat bergabung bersama kami

Selasa, 15 Februari 2011

gempa di Poso

MAKASSAR– Gempa 6,1 skala richter (SR) mengguncang Poso,Sulawesi Tengah,pukul 21.33 Wita,tadi malam.Pada saat yang sama,listrik padam selama 1,5 jam di seluruh wilayah Sulsel.

Berdasarkan data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pusat gempa berada di 143 km Tenggara Poso-Sulteng dan 155 kilometer Timur Laut Palopo- Sulsel. Getaran gempa terasa di sebagian besar Luwu Raya, Sulawesi Selatan (Sulsel) dan bahkan hingga Sulawesi Barat.Paling kuat dirasakan warga Soroako, Luwu Timur (Lutim). Goncangan yang terasa hingga beberapa detik itu membuat warga yang bermukin di sekitar kawasan PT International Nickel Indonesia (Inco) panik dan mengungsi. Media Relation PT Inco Iskandar Siregar membenarkan adanya getaran gempa yang terasa di Sorowako yang membuat warga berlarian ke luar rumah.Menurut dia, gempa terasa diwilayah Sorowako sekitar lima detik.

Di Kecamatan Nuha, Lutim, ratusan warga berhamburan keluar karena gempa yang dirasakan. Bahkan, salah seorang warga mengaku rumahnya retak akibat guncangan. “Semua orang berhamburan lari keluar rumah dan panik. Karena goncangannya kuat sekali, tembok rumahku bahkan retak akibat gempa, barang-barang berhamburan karena jatuh dan pecah-pecah,” ungkap salah seorang Guru SD YPS Sorowako Ceriati Bahagia Rannu yang dihubungi SINDO,tadi malam. Dia menuturkan,beberapa pajangan dan hiasan yang terpasang di dinding rumahnya berjatuhan akibat guncanagan yang keras. Warga sekitar pun berhamburan keluar mencari ruang terbuka untuk menghindari adanya kemungkinan gempa yang lebih besar lagi.

Kepanikan warga diperparah dengan terputusnya aliran listrik di kecamatan tersebut saat gempa terjadi. Meskipun guncangan keras yang dirasakan hanya berkisar 1-2 menit. “Semua orang keluar berlari dan berkumpul,di jalan-jalan dan di Lapangan Bola Porsesos penuh orang yang berkumpul,kita takut jangan sampai ada gempa yang lebih besar lagi dan terjadi apaapa,” ungkapnya. Berdasarkan data dari situs resmi BMKG, gempa tersebut terjadi di kedalaman 21 km dengan lokasi 2.45 Lintang Selatan (LS) - 121.49 Bujur Timur (BT). Dari catatan BMKG,lokasi gempa juga dekat dengan Kendari yakni berada sekitar 207 km Barat Laut Kendari-Sulawesi Tenggara, 247 km Timur Laut Sengkang-Sulsel.

Sampai pukul 24.00 Wita tadi malam, gempa susulan masih terus dirasakan warga. Meskipun dengan guncangan yang kecil. Warga juga masih bertahan di lapangan di Kecamatan Nuha Lutim. ”Orang-orang masih di lapangan, guncangan sesekali datang tapi sudah tidak sekeras pertama kalinya,” kata Ceriati yang dihubungi pukul 24.00 Wita tadi malam. Hal senada juga dilaporkan seorang warga Sorowako, Indahyana Lia. Dia mengabarkan, mengabarkan jika warga disekitar Sorowako utamanya yang bermukim diwilayah kawasan PT Inco berkumpul dilapangan atau ruang terbuka lainnya untuk menghindari terjadinya gempa susulan. Sementara itu, hampir bersamaan dengan dengan gempa, listrik di sebagian besar wilayah Sulsel padam.

Asisten Manager Hukum dan Komunikasi PT PLN Sultanbatara, M Yamin Loleh mengatakan, terjadinya pemadaman listrik di wilayah Sulsel, utamanya Makassar dan sekitarnya, karena terjadi gangguan transmisi jaringan antara Tallo-Makassar-Pangkep. “Penyebab kerusakan masih terus ditelusuri, namun kerusakan transmisi jaringan dari Tallo ke Pangkep hingga saat ini diperkirakan menjadi penyebab utama.Tapi pelayanan akan tetap dimaksimalkan,” urainya saat dihubungi SINDO. Namun demikian, kerusakan jaringan transmisi bawah tanah PLN belum bisa dipastikan apakah dipengaruhi oleh terjadinya gempa 6,4 SR di Poso Sulawesi Tengah (Sulteng).PLN sendiri menurut Yamin, masih terus melakukan pemeriksaan secara intensif.

Aliran listrik di wilayah Sulselbar sempat terputus sekitar pukul 20.30 Wita. Terputusnya aliran listrik diakibatkan oleh adanya gangguan transmisi akibat tersambar petir. ”Terjadi gangguan transmisi di Pangkep disebabkan petir yang mengakibatkan terputusnya jaringan dari Pare-pare ke Makassar,” ungkap General Manager PLN Wilayah Sulselbartra Ahmad Siang,kepada SINDO,tadi malam. Menurut Ahmad, kondisi tersebut menyebabkan suplai daya ke semua daerah terputus.Namun, ia mengatakan, pihaknya telah menyiapkan skenario untuk menangani tersebut. Perioritas utama adalah segera memberikan suplay ke Makassar.”Keseluruhan daya sekitar 530 Mega Watt (MW) kota Makassar membutuhkan 260- 275 MW,dan itu menjadi perioritas kami karena ibu kota provinsi,” jelasnya.

Dia mengatakan, gangguan tersebut bisa saja terjadi.Namun, pihak PLN telah menyiapkan berbagai antisipasi untuk hal tersebut. Meskipun menurutnya membutuhkan waktu agak lama untuk di daerah. “Kejadian seperti itu biasa, karena terjadi secara tibatiba disebabkan oleh alam.Namun, kita telah menyiapkan antisipasi agar aliran daya tak terputus terlalu lama,”katanya. Akibat padamnya listrik sekitar 1,5 jam tersebut,sejumlah lampu merah di beberapa titik persimpangan jalan di Makassar tidak berfungsi. Akibatnya, sejumlah ruas jalan protokol macet. Seperti Jalan Sultan Alauddin, Jalan Talasalapang, Sultan Hasanuddin, Jalan AP Pettarani,Jalan Kakatua, dan Jalan Urip Sumohardjo. Sejumlah daerah yang mengalami pemadaman, seperti Bone, Wajo, Parepare, Maros, Pangkep, Barru, Palopo,dan lainnya.

Mengungsi

Tak hanya ke luar rumah dan memenuhi jalan-jalan dan lapangan, ribuan warga dari tiga kecamatan di Lutim,malam tadi,memilih mengungsi ke daerah ketinggian setelah terjadi gempa keras melanda daerah itu. Warga mengungsi karena panik mendengar isu daerah Sorowako dan sekitarnya akan dilanda tsunami dari luapan air Danau Matano. Informasi diperoleh SINDO di Sorowako, warga tiga kecamatan yang mengungsi,yakni warga Kecamatan Nuha,Towuti,dan Wowondula.

Bahkan,warga desa Timampu di Kecamatan Towuti, meninggalkan desanya mengungsi ke daerah perbukitan di Kecamatan Wowondula. Khusus di Sorowako, sebagian warga mengungsi ke daerah perbukitan di sekitar bandar udara (Bandara) milik PT Inco.Mereka mengungsi dan panik berhamburan keluar dari rumah begitu mendengar isu akan terjadi tsunami dari Danau Matano,beberapa saat setelah gempa, sekitar pukul 21:30 Wita,malam tadi. Hingga pukul 23:30 Wita,warga masih mengungsi di daerah ketinggian, meski aparat kepolisian dari Polres Lutim dan Kodim 1403 Sawerigading menghimbau warga agar tidak panik karena isu tsunami pascagempa.

“Warga panik dan mengungsi setelah mendengar isu tsunami dari Danau Matano. Isu ini merebak begitu cepat setelah gempa terasa guncangannya di Sorowako dan sekitarnya,” kata Kapolres Lutim Andi Firman di Sorowako, malam tadi. Kapolres mengaku tengah berada di Sorowako bersama jajaran Pemkab Lutim dan Kodim 1403 Sawerigading untuk menenangkan masyarakat agar tidak panik, karena isu tsunami tersebut. “Warga panik karena sempat melihat air danau Matano bergerak cepat saat gempa,sehingga mereka memilih mengungsi ke daerah ketinggian, terutama di daerah perbukitan di sekitar Bandara milik PT Inco,”kata Kapolres. Dia mengatakan, pihaknya menggunakan alat pengeras suara untuk mengumumkan kepada masyarakat bahwa gempa yang terasa keras guncangannya di daerah Sorowako tidak berpotensi tsunami.

“Kami umumkan supaya masyarakat tenang dan tidak panik, karena kami menerima informasi dari BMG bahwa gempa yang terjadi tidak menyebabkan tsunami, apalagi tsunami dari Danau Matano,”jelas Kapolres. Camat Nuha Andi Kasman dikonfirmasi terpisah, mengakui terjadinya pengungsian di tiga kecamatan di wilayah paling utara Lutim, karena isu tsunami setelah gempa. Tidak hanya warga Sorowako, warga satu desa Timampu, Kecamatan Towuti, kata Kasman, meninggalkan desanya dan mengungsi ke wilayah pegunungan di Kecamatan Wowondula. Warga Wowondula juga ikut mengungsi karena panik mendengar isu tsunami.

Di Lutim,getaran gempa cukup keras terasa di empat kecamatan, yakni Nuha, Towuti,Wowondula, termasuk Malili.“Kami khawatir keluarga di Sorowako, karena mereka mengungsi akibat isu tsunami,” kata Erwin Sanagih, salah seorang aktivis pemerhati lingkungan di Malili,malam tadi. Getaran gempa juga terasa di Kota Palopo. Hanya saja, getaran gempa tidak terlalu keras dan berlangsung hanya sekitar tujuh menit. “Getaran gempa terasa, tetapi berlangsung cepat dan tidak keras,”kata Wakil Wali Kota Palopo Rahmat Masri Bandaso. Di Poso, Briptu Nusirwan, anggota Polres Poso, menceritakan, getaran gempa terjadi sekitar tujuh menit.

“Sekitar dua menit goncangnan cukup kuat,” kata Nursirwan yang saat kejadian berada di Kota Poso, tepatnya di dekat Polres Poso. Saat gempa,warga yang berada Poso panik dan berlarian ke luar rumah. Katakutan warga semakin bertambah karena saat gempa, listrik padam. Hingga pukul 24.00 Wita, sebagian besar warga sudah kembali ke rumah masing-masing. Informasi dari pihak kepolisian, belum ada laporan kerusakan rumah dan korban akibat gempa.
http://www.makassarterkini.com/index.php?option=com_content&view=article&id=2036:poso-diguncang-gempa-61-sr-&catid=44:info-terkini&Itemid=139

Tidak ada komentar :

Posting Komentar